Laman

Label

Senin, 25 Maret 2013

Taman Surga itu bernama Wisma Palsigunung

Oleh: Eri Candra


“Allah, berikan kami dana 10 juta Rupiah untuk event ini”

Tiba-tiba sebuah pikiran melintas yang menyuruhku bersikap realistis, bukankah sudah beberapa kalo event dan dana yang terkumpul Cuma 5-7 juta. Ada keraguan di dalam hati, sehingga aku rubah redaksi doa “Ya Allah, moga Engkau berikan dana sehingga kami bisa berdonasi cash minimal 5 juta.” Dan Subhanallah, Allah mengabulkan doa  itu dana yang terkumpul sampai dengan 11 juta lebih sehingga kami bisa berdonasi cash ke panti 7,5 juta. Tentu saja saya menyadari, semua itu terjadi bukan karena doa saya semata tapi berkat doa dan usaha yang dilakukan oleh semua sahabat-sahabat saya nadiah, Eqo, Linda, Nia, Tien, dll dah... :D

Sebuah taman surga begitu hati saya berkata tentang wisma Palsigunung. Bukan karena panti tersebut  luas dan apik, tapi karena memang didalamnya, aaahhh saya menemukan kehangatan dan kasih sayang yang semakin jarang saya di temui di kota ini yang semakin sibuk dan individualis. Para karyawan yang setia merawat dan mengasihi anak-anak di panti yang berjumlah 31 tahun bagaikan anaknya sendiri. Apa yang mereka dapat, secara kurang ajar saya bertanya Ibu Kris wakil ketua panti itu. "Nak, kami bergerak di sosial. Jika di pukul rata yang lama dan baru mereka hanya mendapatkan penghasilan Rp 500.000 sebulan di tambah tunjangan Kesra, seperti beras, gula, kopi alias sembako deh.

Otak saya yang memang selalu bersentuhan dengan dunia kapitalis berpikir 500.000 ribu? Cukupkah? Dapat apa? Teman saya melihat2 baju yang djual online, ketika saya tanya harganya berapa dia menjawab 400.000-an. Ini harus hidup dengan 500ribu dan melakukan pekerjaan yang tidak mudah, bayi-bayi yang dewasa. Ibu itu tersenyum mungkin dia tahu saya memikirkan membandingkan penghasilan mereka dengan dunia yang matrialistis ini, beliau berkata,"Setiap bulan ibu tuh pusing mengatur keuangan untuk pembayaran2, dan jika bisa ada lebih nya sehingga bisa membagikan kepada 68 karyawan sehingga mereka tidak hanya mendapatkan dari Yayasan." Ketika ku tanyakan apakah mereka mendapatkan bantuan dari pemerintah? Ibu  Kris menjawab,"Dulu dapat, tapi sudah beberapa tahun ini kami tidak mendapatkan lagi, dikarenakan adanya pemekaran wilayah"
"Cukup bu, dana setiap bulannya?"
"Ya Alhamdulillah, selalu saja ada rejeki yang tidak kami duga-duga, seperti hari ini"

Tiba-tiba hati saya malu di buatnya, bukankah saya tahu Allah itu Maha Kaya, tapi sayangnya hanya pada taraf tahu tidak meyakininya. "Wake up Rie.., bukankah ketika kaki mu menginjak kaki di taman surga ini, kamu juga telah mendapatkan pelajaran berharga, suara hati kecilku berkata. "Tadi kamu juga sudah bertemu dengan ibu wiwien yang telah 25 tahun mengabdi disini dia bilang apa kebahagian yang dia dapat, dan bukankah itu juga yang dirasakan oleh Ibu Iis, seorang pensiunan di Rumah sakit Islam di Jawa Tengah. Setelah pensiun beliau memutuskan untuk mengabdikan dirinya di panti itu, padahal begitu banyak dokter2 yang memintanya untuk bekerja sama tapi semua di tolaknya."

Pagi tanggal 23 maret sekitar jam 10 pagi, aku bersama Ririen, Eva, Febry, dan Linda sampai di wisma ini. Kami langsung menuju halaman belakang, terlihat beberapa anak panti telah duduk di kursi roda mereka, dan yang lainnya duduk di kursi panjang, sepertinya mereka telah siap untuk menyambut kedatangan kami. Aku memilih untuk memasuki gedung depan untuk bertemu dan bersapa sebentar dengan Ibu Kris. Dan saat itu terlihat Ibu Kris sedang melayani tamu dari komunitas lain. Bersua sebentar dan beliau mengantarkan aku ke ruang dimana anak-anak yang tidak bisa bangun dikarenakan kondisi mereka berada.

Deg, jantungku berhenti berdetak ketika ku melihat mahluk Tuhan yang sesungguhnya cantik dengan matanya yang bulat besar kulitnya kuning bersih tetapi .., menyeramkan melihat kondisinya dengan kepala yang besar karena menderita Hydrocephalus, dan kaki serta tangan yang  hanya bagaikan tulang dibalut oleh kulit. Ibu wiwien berkata, "Wulan (maaf kalo salah)  ini yang paling banyak menderita kelainan, dia menderita cacat 11 (atau 14 yah??) macam."Ketika ku tanyakan berapa minimum kecacatan yang ada di anak asuh disini. Sesaat bu Wiwien bingung menjawabnya tapi kemudian dia berkata, "Semua anak-anak disini rata-rata menderita lebih dari 4 kecacatan, dan sebagian besar menderita mental, hanya Rasti (34 tahun baru beberapa bulan menghuni masuk ke panti-red) yang cuma menderita tuna daksa.

Dan jantungku kembali berdetak sesaat ketika ibu Wiwien bercerita tentang kakak adik Marcus (40 tahun), dan Freddy (sekitar 30 tahunan), yang mengalami kelainan pada kepala juga, tapi mereka bukan mengalami Hydrocephalus melainkan Mikrocepali, dimana otak mengalami kekurangan cairan sehingga tidak berkembang dan ukurannya kepalanya jadi kecil. Penderitaan mereka disebabkan karena pernikahan yang sedarah. Rasanya ingin protes kepada kedua orang tuanya, jika memang masih sedarah kenapa harus punya anak. Dan kenapa setelah kelahiran Marcus, harus ada Freddy juga, dan sepertinya mereka tidak kapok memiliki anak, tapi alhamdulillah yang  ke tiga normal. Suara batinku berkata,"Memang kamu tahu apa soal mereka. Berani2nya menjudge orang, sudahlah urus saja urusan mu sendiri. Tanpa kamu kasih tahu pun mereka pasti juga mengalami beban moral, dan jangan disangka anak yang ketiga itu tidak. Sekeluarga itu menderita!!"

Ah adek-adekku sayang, hari ini kami melihat kalian dengan perasaan sedih dan kasihan. Tapi yakinlah suatu hari nanti di hari yang berat itu, kau akan tampil sempurna jiwa dan ragamu. Bahkan kau akan melesat jauh meninggalkan kami seperti kilatan cahaya, sementara sebagian manusia berharap andaikan tidak pernah dilahirkan sebagai manusia. Dan kau adikku, sungguh beruntung dirimu tidak perlu merasakan hari berat itu.

-----------
Kata terima kasih tidak akan pernah cukup, dan kami hanya bisa berdoa moga Allah akan menggantinya dengan berlipat ganda aamiin.

Sampai berjumpa lagi dengan next even di bulan juni kami liburan bersama anak-anak jalanan atau dari kaum marginal. Dalam kondisi yang masih belia mereka sudah harus merasakan kerasnya kehidupan ini. Kita mungkin belum bisa membantu mereka mendapatkan kehidupan yang baik, minimal ada satu masa di mana mereka tertawa penuh gembira.



readmore »»  

Sabtu, 23 Maret 2013

Berbagi Cinta di Panti Wisma Tuna Ganda Palsigunung


 
Sabtu, 23 Maret 2013

Pagi yang cerah, alam semesta benderang oleh cahaya hangatnya. Saya dan kawan-kawan Satu Cinta, melangkah penuh semangat ke Cimanggis Depok. Awalnya saya berkendara sendiri menembus jalan tol yang lengang. Dari BSD, mampir ke Pondok Pinang, menemui Eri, Eva dan Febi yang menanti di belakang gedung Fedex Ciputat. Lalu menjemput Linda sambil mengambil dua dus  air mineral. Sementara Nadiah dan Edo, menyusul kemudian karena masih ada yang belum selesai disiapkan.

Pukul 9.00 WIB kami start dari Pondok Pinang. Alhamdulillah diberi kelancaran saat menembus tol Simatupang hingga Jagorawi, lanjut masuk tol Cijago, keluar di Cisalak. Dari sana, sekitar 3 km menuju Panti Wisma Tuna Ganda Palsigunung yang terletak di depan kampus Universitas Jayabaya. Tepatnya di Jalan Raya Bogor Km. 28,5 Cimanggis. Persis di samping SPBU.

Kedatangan kami telah ditunggu, terbukti dari security yang langsung menanyakan ketika memasuki pintu gerbang, "Dari Satu Cinta ya mbak?" Saat itu, Winda, Endang, dan Wina sudah lebih dulu tiba. Termasuk juga Kak Aryo, sang pesulap yang memang kami undang untuk menghibur anak-anak panti. Tak lama, Nia dan suaminya serta Syaqina putri mereka, juga tiba di panti. Alhamdulillah.


Pukul 10 acara belum dimulai karena masih menunggu Nadiah dan Edo. Jadi kami keliling dulu. Dari ruang ke ruang, dari anak ke anak, dari ranjang ke ranjang. Saya pribadi jujur agak takut-takut memasuki tiap ruangan, khawatir mengganggu ketenangan anak-anak panti. Oh iya, saya tak bisa lagi menyebut penghuni panti itu anak-anak sebab usia mereka ada yang sudah lebih dari 20 tahun. Memang sih, kebanyakan masih berusia 8-12 tahun, tapi sebagian lainnya ada yang sudah 13,15,16,20,26,27,30,36,37, 38, 39, bahkan 42 tahun. Penampakan wajah dan tubuh mereka memang serupa anak-anak, tapi mereka sudah berumur. Dan dengan usia setua itu, kebanyakan mereka dalam kondisi tak berdaya, hanya terbaring lemah setiap waktunya Ada juga yang bisa duduk, tapi tak bisa lama karena tulang mereka lemah. Yang sedikit lebih kuat, bisa ditaruh di atas kursi roda. Namun badan mereka diikat dengan kain supaya tidak terjatuh / terdorong ke depan.

Bu Wiwik mendampingi kami. Banyak hal yang kutanyakan padanya terkait kondisi anak panti. Menurutnya, anak-anak panti berasal dari orang tuanya sendiri yang diantarkan langsung ke panti. Kalaupun bukan orang tuanya, biasanya keluarga anak yang bersangkutan. Ada yang berasal dari Rumah Sakit, Organisasi/Instansi/Panti Sosial, dan lain-lain. Seperti Wulan misalnya, dia berasal dari dompet peduli Metro TV (menurut bu Wiwik). Menderita Hydrocephalus. Melihat kepalanya yang besar dengan badan dan kaki yang kurus dan kecil, hampir saja saya mundur ke belakang. Tapi melihat Eri, Feby, Winda dan Eva berani mendekat, saya ikut mendekat. Melihat kondisinya, saya merinding kasihan, bahkan mata saya seketika berkaca-kaca. Entah, kata-kata apa yang bisa menggambarkan perasaan saya waktu itu. Selama ini saya hanya melihat penderita HC dari TV, dan sekarang saya melihatnya langsung. Saya tak tega. Sungguh.

Wulan berusia 11 tahun. Dia sudah pernah di operasi 2x atas bantuan dompet peduli Metro TV, tetapi belum (katakanlah tidak) terlihat perubahan berarti di kepalanya. Siang tadi saya menjumpainya sedang terbaring dalam lelapnya tidur. Sedang bermimpi apa kau adik? Indah dunia ini, mungkin tak kau tahu seperti apa. Semoga kelak, keindahan sejati kau dapati saat telah kembali padaNya.


 Wulan, penderita Hydrocepalus

Di ruang yang sama, ada Freddy Manulang. Usianya 37 tahun. Penderita Microcephalus (MC). Kebalikan dari Wulan. Kepalanya lebih kecil dari badannya. Dia punya badan yang sempurna. Berisi, tinggi, tapi kepalanya kecil, termasuk wajahnya. Kedua tangannya terikat kain di ranjang. Kata bu Wiwik, ikatan itu untuk menjaganya dari tangannya yang suka menyiksa dirinya sendiri. Saat itu, Freddy sedang duduk menghadap jendela. Ia termasuk penderita disabilitas yang tak dapat berinteraksi dan berkomunikasi.

Di sebelah ranjang Freddy, terbaring Dwi Sono. Usianya 27tahun. Senang bertemu dengannya. Wajahnya riang dan gemar tertawa. Di ujung kakinya ada beberapa helai kaos kaki berwarna warni. Dwi suka dengan kaos kaki. Saat itu, dia mengulurkan kaos kaki ke arah Eva. Kata bu Wiwik, dia minta dipasangkan. Nah!
Dwi Nono, suka dengan kaos kaki

Kami dibawa ke ruangan lainnya, melewati lorong yang bersih. Kiri kanan ada taman yang terawat dan rapi. Senang melihatnya. Menandakan para pekerja panti menjaga kebersihan panti ini. Seseorang terlihat sedang duduk di pinggir lorong, menghadap tiang jemuran. Namanya Markus Manulang. Dia saudara kandung Freddy Manulang. Bu Wiwik bercerita, Freddy dan Markus itu lahir dari ibu bapak yang menikah sedarah. Maksudnya menikah dengan saudara kandung sendiri. Maka itu, anak-anak yang mereka lahirkan mengalami kelainan. Mungkin itulah maksudnya agama Islam mengatur mana yang boleh dinikahi dan mana yang tidak. Dalam Islam, saudara sekandung haram untuk dinikahi. Saya memperhatikan wajah Markus, memang ada kemiripan dengan Freddy. Dua matanya lebam, seperti habis di tonjok. Ya benar. Markus kerap memukul wajahnya sendiri. Mencakar wajahanya sendiri. Menampar pipinya sendiri. Saya tak tega meneruskan tulisan tentangnya. Sungguh.

 Freddy, penderita Microcepalus

Kami menuju ruang Fisiotherapy. Di dinding bagian luar terdapat semacam monumen bertuliskan "Fisiotherapy Hall. Lions Club Jakarta Kota". Rupanya ruang fisiotherapy itu sumbangan dari Lions Club. Diresmikan 18 Oktober 2002. Di ruang itu, anak-anak cacat di therapy belajar duduk, berdiri, dan juga berjalan. Alat-alat penunjang therapy terlihat di beberapa sudut. Di salah satu dinding, terpajang foto-foto kegiatan anak-anak selama therapy.

Ruang Fisiotherapy

Hampir di tiap ruangan ada toilet. Toilet itu di bagi dua, untuk penghuni panti dan toilet pengunjung. Bagi saya, itu terlihat teratur dan tertib.

Ruangan paling ujung terdapat kamar-kamar khusus dengan 1 orang saja di dalamnya. Kami masuk ke salah satu kamar, berjumpa Rasti. Usianya 34 tahun. Gadis itu sebenarnya normal, dia hanya memiliki kekurangan pada badan. Kecil, pendek, dan memiliki tulang-tulang yang lemah. Lebih banyak berbaring, jikapun duduk tak bisa lama sebab dia akan merasakan sakit. Bila ingin ke kamar mandi, dia akan memanggil dan minta di gendong.  Rasti seorang yang kreatif. Di panti dia mengerjakan kerajinan tangan. Membuat bross. Ada bahan dan alat-alat di sisinya, di atas ranjang. Dengan bahan dan alat-alat itu dia membuat karya tangan. Saat kami datang, dia sedang membuat sebuah bross warna pink. Dia meladeni obrolan kami sambil mengerjakan karya tangannya. Tak lama, bross itu jadi.  Eri membelinya seharga Rp 20.000. Tentu saja bukan harga sebenarnya :)

Rasti, dengan peralatan dan bahan untuk membuat karya tangan

Pukul 11.30 WIB kami mengusaikan acara berkeliling ruangan. Kembali ke ruang terbuka di belakang yang menjadi tempat kami berkumpul. Melewati banyak ruangan lainnya yang belum kami jelajahi. Ada ruang cuci, setrika, dan lain-lain. Di depan sebuah kamar mandi kami melewati seorang laki-laki duduk di atas kursi roda. Namanya Nono. Kata bu Wiwik dia senang berdiam di kamar mandi. Saya memandangnya, tentu saja wajahnya tanpa ekspresi. Yang mengejutkan, setelah saya melewatinya tiba-tiba dia meraung. Astaga! Kata bu Wiwik, dia biasa begitu.

Di ruang berkumpul, Bu Kristanti yang menjadi perwakilan panti telah tiba. Siang itu beliau berbaju warna hijau cerah, senada dengan warna kerudung yang dikenakannya Nampak begitu ramah dan menyenangkan. Eri memulai acara. Bu Kristanti memberi sambutan selamat datang. Acara sulap di mulai.

Kak Aryo pandai memberi hiburan. Anak-anak girang. Walau tak semua bisa berinteraksi, tapi saya yakin mereka bisa melihat apa yang sedang dipertunjukkan. Lena, salah satu anak panti yang cukup "normal". Dia bisa berinteraksi dengan baik, dapat mengikuti permainan sulap dengan baik. Jika menyebutkan sesuatu, suaranya kencang. Mengerti apa yang dibicarakan. Mengerti mana yang boleh dan tak boleh. Gadis kecil bernama Icha, duduk di kursi roda bersama temannya yang lebih tua (seorang laki-laki, namanya mungkin Maman)


Acara sulap cukup membuat acara berlangsung meriah. Ada badut Bunny yang gendut dan lucu,ikut menghibur anak-anak panti dengan kostumnya. Tak cuma anak panti, teman-teman SC juga dibuat tertawa deh ya. Itu Endang dan Wina haha hihi menyaksikan rangkaian sulap. Termasuk saya :D

Sulap berakhir, Nadiah dan Edo baru tiba. Kotak-kotak makanan segera dibawa ke meja besar di tempat kami berkumpul. Meja pun penuh. Ditambah pula 3 loyang kue bertabur buah, nampak segar menggoda. Satu kue bertuliskan Selamat Milad Satu Cinta. Aha! Event SC kali ini memang bertepatan dengan milad SC yang ketiga. Tepatnya 20 Maret 2013 lalu.


Di meja, seorang anak (dewasa sih) bernyanyi sambil menutup wajah. Lyricnya seperti ini (Mas Eqo yang ingat) : "Ooh tak mungkin...tak mungkin aku kembaliiii... (Koes Ploes bukan yaaaa?) Mas Eqo tuh yang tahu :D

Adzan Dzuhur berkumandang. Makan siang belum di mulai. Nadiah nampaknya memasuki ruangan-ruangan untuk melihat kondisi anak-anak. Sementar kami menuju musala yang masih berada dalam area panti. Sekelarnya, baru makan dan potong kue. Oh iya, hari ini bertepatan pula dengan ulang tahunnya Yayuk, anak panti asal Palembang yang wajahnya bagi saya terlihat sangat normal. Dia putih dan cantik. (maksud saya normal, karena biasanya wajah anak-anak di panti "agak berbeda")

Uang sumbangan dari teman-teman Satu Cinta sebesar Rp 7.500.000,- telah diserahkan ke panti. Diterima oleh bu Kristanti sebagai perwakilan panti. Satu Cinta menerima tanda bukti penerimaan. Saya memotretnya sebagai bukti buat teman-teman yang berhalangan hadir siang tadi ^_^

Sebelum pulang, kami berfoto bersama bu Kristanti di depan panti. Di sana juga kami berpisah, mengusaikan kunjungan. Namun tak berarti kasih dan peduli juga usai. Semoga akan ada lagi tangan-tangan ringan yang akan membantu anak-anak di panti ini. Sebab saya sendiri yakin betapa besar biaya yang panti perlukan untuk merawat dan memelihara anak-anak itu. Makan, pakaian, obat-obatan, serta operasional panti sehari-hari. Apalagi kabarnya, panti sudah tak lagi mendapat bantuan dari pemda. Selama ini hanya mengandalkan donasi dari para donatur.


Jika teman-teman peduli, entah darimanapun kalian berada dan berasal, kalian bisa bantu orang-orang di panti ini dengan menyumbang makanan, pakaian, barang seperti selimut, kelambu, alat2 dapur, perabot rumah tangga, peralatan kebersihan (sabun, karbol, sapu, kain pel), peralatan kantor (alat tulis kantor, elmari arsip, meja kursi), peralatan hiburan (buku bacaan, alat menjahit, alat olah raga), serta obat-obatan.


Bantuan dapat dikirim langsung ke:
WISMA TUNA GANDA
Jalan Raya bogor Km.28,5 Palsigunung Telp: 021-8710063
Yayasan Rumah Piatu Muslimin
Jl.Kramat Raya No.11 Jakpus Telp: 021-3106848, 3107901

Transfer melalui bank:
BNI 1946 Cabang Kramat No Rek: 10529077 a/n: Lembaga Rumah Piatu Muslimin
Bank Mandiri Cabang Gedung Alia No Rek: 123.006.0000033 a/n: Lembaga Rumah Piatu Muslimin


Kepada semua sahabat Satu Cinta yang telah mendukung kelancaran dan kesuksesan event kali ini, saya pribadi dan tentunya semua teman yang terlibat, mengucapkan terima kasih atas partisipasinya dalam bentuk donasi, doa, dan dukungan yang tiada henti.

Selamat berulang tahun yang ke 3 untuk Satu Cinta.
Teruslah besar dengan semangat dan rasa peduli untuk berbagi kepada sesama. 

 Bukti sumbangan






Penulis: Rien

readmore »»  

Jumat, 22 Maret 2013

Sedekah

Dalam membandingkan antara dua hal, hendaknya anda bersikap bijak. Tinjaulah masing-masing masalah dari berbagai sudut pandangnya. Termasuk dalam masalah sedekah banyak atau sedikit.

1) Sedekah dengan Rp 10.000 di saat miskin bisa jadi lebih utama dari bersedekah dengan Rp 1.000.000 di saat kaya, karena arti Rp 10.000 bagi orang miskin sangatlah penting, bahkan bisa jadi itu seluruh harta yang ia miliki.

Bila ia mampu bersabar dan lebih mengedepankan saudaranya dibanding dirinya sendiri maka itu tentu sangat istimewa.

Tentunya asalkan setelah bersedekah ia tidak menghinakan dirinya dan keluarganya dengan cara mengemis.

Suatu hari Nabi ditanya : sedekah apakah yang paling utama? Beliau menjawab:
«جُهْدُ الْمُقِلِّ، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ
Sedekahnya orang yang pas-pasan ( miskin) dan salurkanlah sedekahmu dimulai dari orang yang menjadi tanggung jawabmu.( ahmad dll)

2) sedekah dengan Rp 1.000.000, di saat kaya bisa jadi lebih baik, karena dengan bersedekah anda dapat mengikis sifat kikir, kekawatiran jatuh miskin, anda tetap kuasa menjaga kehormatan diri setelah bersedekah, dan tentu manfaatnya lebih banyak.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى،
Sebaik-baik sedekah ialah sedekah yang engkau keluarkan, sedangkan engkau masih tetap berkecukupan setelahnya. ( muttafaqun alaih)
3) tentunya peran keikhlasan niat sangat besar dalam masalah ini, banyak namun tidak ikhlas maka sia-sia, apalagi sedikit dan tidak ikhlas ya sama sia-sia.
 
SUMBER
readmore »»  

Laporan Donasi Event Satu Cinta "Berbagi dalam Kesederhanaan"


Assalammualaikum wr. wb.
ALHAMDULILLAH
Terimakasih untuk donasi dari sahabat sekalian, sampai hari ini dana terkumpul sampai saat ini sebesar Rp. 9.000.007,-

Apabila ada sahabat Satu Cinta berkenan untuk menyumbangkan sebagian rezekinya untuk acara kami tanggal 23 Maret 2013, di Wisma Tuna Ganda Palsigunung. dapat disalurkan melalui:
Bank Syariah Mandiri (BSM) Rek No: 7046569328 Atas Nama: Nadiah Fatriana.
Rekening BCA 291.0258993 atas nama Linda Siti Nurindah

mohon dicantumkan keterangan untuk donasi event sc atau menggunakan nominal 5 di akhir, contoh Rp. 10.005
readmore »»  

Selasa, 12 Maret 2013

Informasi Rekening Donasi dan Para Sahabat Satu Cinta

Assalamu'alaikum Sahabat Satu Cinta,

Bersama ini kami sampaikan nomor rekening donasi Satu Cinta.
Mohon doa, dukungan dan kepercayaannya agar kami amanah dalam mempertanggungjawabkan segala yang dititipkan kepada kami, juga untuk kesuksesan setiap event yang kami gelar.

Terima kasih.


Bank Syariah Mandiri (BSM) 
Rek No: 7046569328 
Atas Nama: Nadiah Fatriana



Nadiah Fatriana di Facebook: Nadiah Edo

Group Satu Cinta di Facebook: Satu Cinta   

Admin Group Satu Cinta
  1. Eri Chandra 
  2. Tien Nuch 
  3. Eqo Juwono 
  4. Linda Anton 
  5. Rochani Handayani 

Sahabat Satu Cinta (saat ini berjumlah 373 orang), sbb: 
  1. Endang Sutanti
  2. Nia Kurniawati 
  3. Winda Okta 
  4. Anton Sud  
  5. Ariyani Eva 
  6. Etys Iteung Thea 
  7. Neni Anggraeni 
  8. Shiddiq Gandhi 
  9. April Lubis 
  10. Opay Too 
  11. Rini Nurani Sugiharti 
  12. Zahrah Satifa 
  13. Diana D Astoeti 
  14. Meldawati Asrila 
  15. Arum Arimanda 
  16. Budianto Bercahaya 
  17. Dwi Oktaviana W 
  18. Moonique Ummu Taj Al-Aarifeen 
  19. Ari Wahyudi 
  20. Adhe Rusmawaty
  21. Susi Tri Setyowati 
  22. Teh Euis
  23. Chabi Bieb Romdini
  24. Susi Rosmawati
  25. Messa Lina
  26. Neitha A Sutisna
  27. As Hasanah
  28. Luthvi Febryka Nola
  29. Priyanto Pake P
  30. Medina Firlyani
  31. Ade Rusmawati
  32. Dini Djamal
  33. Emmy Sudarmono
  34. Asti Novi
  35. Tuti Hasnah Alawiyah
  36. Bobby Herwibowo
  37. Wawan Budiyanto
  38. Fibriyanti To 


    (ntar lagi ya, mau off dulu :p ) 


    readmore »»  

    Selasa, 05 Maret 2013

    Jadwal Berbagi Cinta di Wisma Tuna Ganda Palsigunung

    857613_579267912090856_336028274_o

    Tak ada dan tak pernah seorangpun yang menghendaki dirinya lahir ke dunia dalam keadaan cacat. Namun Allah Yang Maha Berkehendak, menjadikan cacat pada sebagian orang yang dikehendakiNya. Dan mereka yang menerimanya, mengalami penderitaannya sepanjang usia. Tak terhindarkan.

    Suatu keadaan yang saya sendiri belum tentu bisa kuat memikulnya. Melihatnya saja sudah melemahkan segala rasa. Tak terceritakan bagaimana pilu rasa hati melihat keadaan mereka.

    Di sana, di sebuah Panti yang dibangun dengan segala keterbatasan dana dan tempat, hanya 31 anak cacat yang bisa ditampung dan dirawat. Anak-anak cacat GANDA. Bukan hanya 1 cacat yang diderita, tetapi lebih dari 1. Bahkan diantaranya, divonis dokter tidak akan bertahan hidup lebih dari 3-5 tahun.

    Masha Allah, diri ini yang terlahir dalam keadaan tidak kurang suatu apapun, terkadang lebih banyak tidak bersyukur. Menyia-nyiakan kesempurnaan diri. Mata, kaki, hidung, tangan, telinga, kadang lebih banyak digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Padahal di sana, di Panti Tuna Wisma Ganda sana, setiap bagian tubuh yang “tak ada” sangaaaaat berguna.

    Beberapa kali saya tepekur, merenungi kembali cara bersyukur yang kadang “salah tempat”. Bersyukur hanya ketika dapat rejeki materi saja. Hanya ketika dapat rejeki jabatan saja. Dan lain sebagainya seterusnya. Saya malu T_T

    Beruntung Allah kasih jalan lewat teman dan sahabat yang senantiasa mengingatkan untuk bersyukur dan berbagi kepada mereka yang berkekurangan.

    Teman-temanku, di manapun kalian berada. Jika kalian dilimpahkan keleluasaan rejeki dan waktu, mari ikut saya bersama komunitas SATU CINTA untuk berkunjung dan berbagi kasih sayang dengan anak-anak cacat di Panti Wisma Tuna Ganda Depok pada Sabtu 23 Maret 2013 nanti.

    Saya mengajak teman-teman barangkali bisa bergabung dan mendukung kami agar event ini dapat berlangsung dengan sukses. Dukungan dalam bentuk donasi nantinya  akan kami serahkan ke pihak yayasan.
    Untuk informasi dan koordinasi bisa hubungi Eri Candra A, Linda AnLin Rifda, Nia Kurniawati, Tien Nuch, sebagai koordinator Komunitas Satu Cinta. Contat Person: mas Antonsud AnLin Rifda dan mas Eqo Juwono.

    Tambahan info: Penghuni panti 31 orang plus 3 orang pengurus total 34 orang. Berhubung ke panti khusus untuk para penyandang cacat, maka aktifitas yang dilakukan pun hanya sesuatu yang mereka sukai yaitu menonton sulap dan badut dari jam 9.30 – 11.30

    Donasi bisa ke Bank Syariah Mandiri (BSM) Rek No: 7046569328 Atas Nama: Nadiah Fatriana.

    Alamat Panti Tuna Wisma Ganda: Jl.Raya Bogor Km. 28,5, Cimanggis, Depok,

    Mari silaturahmi sambil berbagi ^_^
    readmore »»